Langsung ke konten utama

Tips Safety Mudik Balita dengan Cek Klik BPOM

Mudik merupakan tradisi masyarakat Indonesia untuk menyambut Idul Fitri. Masyarakat Indonesia saat ini yang banyak bekerja di luar daerah tempat kelahirannya, sehingga saat momen lebaran melaksanakan tradisi mudik untuk bersilaturahmi dengan keluarga.  
 
Lalu bagaimana jika mudik bersama dengan balita? Tentu ada sedikit kecemasan dan memerlukan persiapan yang lebih mulai dari perlengkapan pakaian, makanan, obat-obatan hingga menyiapkan kesehatan. Tidak perlu khawatir, berikut akan kita bahas tips safety mudik bersama balita:

1.  Siapkan untuk Menjaga Kebersihan Balita saat perjalanan 
Si kecil akan merasa nyaman selama perjalanan jika tubuhnya dalam keadaan bersih, sehingga pulas saat beristirahat di perjalanan. Persiapan yang perlu dilakukan adalah menyiapkan toiletris seperti minyak telon, diapers, baby cream, tisu kering dan basah.

 


2.   Membawa makanan dan minuman pada balita > 6 bulan
Saat perjalanan tentu si kecil membutuhkan makanan dan minuman. Sediakan makanan dan minuman yang praktis dibawa saat perjalanan. Makanan kemasan menjadi pilihan yang mudah dan praktis menemani perjalanan mudik bersama si kecil, namun Bunda perlu cermat dalam memilih produk.




3.   Membawa obat-obatan 
Penting untuk menjaga kesehatan sebelum dan selama mudik lebaran. Namun Bunda cerdas tetap harus menyiapkan antisipasi jika saat perjalanan si kecil mengalami gangguan kesehatan. Bawalah obat-obatan seperti penurun panas, calamine lotion, balsam penghangat tubuh bayi saat flu atau batuk. Jangan lupa pula membawa termometer.



Selain ketiga persiapan diatas, Bunda cerdas juga perlu mengamati kemanaan produk yang dipersiapkan mengingat balita lebih rentan untuk mengalami gangguan kesehatan. Bagimana cara cek kemanan produk keperluan mudik si kecil? 

Seperti kita ketahui Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) merupakan lembaga yang bertugas mengatur dan mengawasi peredaran produk pangan dan obat-obatan. Badan POM mengeluarkan izin edar pada produk yang aman digunakan untuk masyarakat, dan sekarang masyarakat lebih mudah untuk mengetahui kemanan produk obat-obatan, pangan, kosmetik termasuk toleties bayi, bahkan jamu-jamuan melalui #cekklikbpom.

 

Hal ini tentu sangat membantu Bunda dalam menyiapkan mudik bersama balita.  Berikut adalah langkah memilih produk yang aman sesuai anjuran #cekklikbpom: 
 
K-Kemasan
Pertama kali Bunda harus memeriksa kemasan produk yang akan dikonsumsi, pastikan kemasan produk baik, tidak berlubang, atau sobek. Jika produk makanan kemasannya rusak maka bakteri akan lebih mudah mengontaminasi makanan. Obat, kosmetik, dan jamu dapat berubah kandungan jika kemasan produk rusak. usahakan untuk membeli produk dengan kemasan yang aman.

 

L-Label
Baca informasi yang tertera pada label dengan cermat. Menurut undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentang pangan, label prodk pangan harus memuat informasi yang lengkap seperti nama produk, komposisi dan bahan, berat bersih, nama dan alamat produsen atau pengimpor, label halal, tanggal dan kode produksi, tanggal kadaluwarsa, nomor izin edar, dan asal usul bahan pangan (misalnya jika bahan pangan impor, dituliskan diimpor dari daerah mana).


Lalu bagaimana dengan label obat-obatan atau suplemen makanan?
Setiap label obat harus mengandung informasi: 

  • Nama produk. Penting untuk mengenal nama produk obat yang kita gunakan untuk dapat memberikan informasi tepat jika terjadi reaksi alergi pada penggunaan.
  • Komposisi atau bahan aktif (misalnya paracetamol atau aluminium hdroksida)

  • Kategori obat (misalnya analgesic untuk pereda nyeri, antipiretik untuk penurun panas, antihistamin untuk alergi, atau dekongestan untuk Pereda hidung tersumbat)

  • Kegunaan obat (misalnya meredakan gejala hidung tersumbat, gatal karena alergi, batuk berdahak, demam)
  • Peringatan bagi orang dengan kondisi kesehatan tertentu
  • Dosis obat

  • Informasi lainnya misalnya anjuran penyimpanan.

Pemahaman yang baik mengenai label obat maupun suplemen sangat penting dilakukan oleh Bunda Cerdas sekalian karena penggunaan obat pada balita dapat berpegaruh negatif pada kesehatan jika penggunaannya tidak tepat. Demikian juga dengan mengenal label pada produk pangan yang dikonsumsi terutama untuk balita karena masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, jika produk pangan yang digunakan tidak aman dapat mengganggu kesehatan balita.

 

I-Izin Edar 
Pastikan produk yang Bunda konsumsi telah mengantongi izin dari Badan POM. Produk yang memiliki izin biasanya akan mencantumkan nomor registrasi. Produk yang telah memiliki izin edar sudah melalui standar keamanan BPOM untuk aman dikonsumsi, bermutu, dan bergizi sesuai yang disyaratkan.

 
 

Untuk Bunda yang terbiasa mengkonsumsi produk dalam negeri bisa di cek izin edar produk dalam negeri seperti ini ya
Izin edar produk pangan dalam negeri BPOM RI MD + 12 digit angka

Bunda termasuk yang gemar membeli snack import untuk si kecil? Atau produk import lainnya untuk si kecil? Jangan lupa cek dulu ya, kalau kemasannya Bahasa asing semua lebih baik tidak dibeli ya Bun.
Izin edar produk pangan luar negeri BPOM RI ML + 12 digit angka



Bagaimana kalau Bunda membawa produk industry rumah tangga seperti abon, kue kering, atau biskuit balita? Industri rumah tangga juga harus teruji kemanannya oleh BPOM, produk industri rumah tangga yang aman adalah memiliki izin edar seperti ini ya bun.
Izin edar pangan olahan rumah tangga P-IRT NO +15 digit angka



Lengkap ya Bunda, ternyata produk dalam negeri maupun luar negeri, produk skala makro maupun industri rumah tangga seluruhnya harus memiliki izin edar BPOM. Untuk memudahkan Bunda dapat mendownload aplikasi Cek BPOM melalui ponsel dengan sistem Android atau dapat lengsung memeriksa izin edar melalui https://cekbpom.pom.go.id/ atau https://www.pom.go.id/new/


     K-Kadaluwarsa 
Selalu amati tanggal kadaluwarsa saat membeli atau menggunakan produk karena dapat berisiko tinggi untuk kesehatan. Kadaluwarsa merupakan batas akhir produk olahan dapat dijamin mutu dan keamanannya sepanjang masa penyimpanan sesuai petunjuk penyimpanan oleh produsen.




Bagaimana jika Bunda akan menggunakan produk dengan tanggal kadaluwarsa 20 Juni 2018? Jika tanggal kadaluwarsa 20 Juni 2018 maka maksimal penggunaan produk adalah sehari sebelumnya yaitu pada 19 Juni 2018. 

Pada tanggal kadaluwarsa tersebut produk sudah tidak lagi terjamin mutu dan keamananya. Jika produk pangan terkontaminasi mikroorganisme maka dapat menyebabkan keracunan atau jika produk tersebut merupakan obat, kosmetik maupun jamu-jamuan selain khasiatnya telah berkurang juga dapat memungkinkan terjadi perubahan komposisi kimia yang dapat berbahaya bagi kesehatan.



Bunda  pasti juga pernah menggunakan produk yang hanya tertulis bulan/tahun, lalu bagaimana cara mengkonsumsi produk dengan tepat?


Keterangan tanggal kadaluwarsa biasanya ditulis dengan kalimat: “Baik digunakan sebelum”, “Best Before”, “Exp Date”, dan “sebaiknya digunakan”. Terdapat dua format penulisan tanggal kadaluwarsa yaitu:


Tanggal/Bulan/Tahun, digunakan untuk produk dengan daya simpan sampai 3 bulan.
Bulan/Tahun, digunakan untuk produk dengan daya simpan lebih dari 3 bulan.


Berikut langkah mengecek keamanan produk melalui aplikasi #cekklikbpom




Demikian tips safety mudik balita dengan Cek Klik BPOM yang telah Saya lakukan, mudah bukan? Persiapan perlengkapan yang baik dan jangan lupa tetap cerdas sebagai konsumen dengan Cek Klik BPOM.


#panganamanmudik

#obatamanmudik

#kosmetikamanmudik

#jamuamanmudik

#cekklikbpom
#tipssafetymudikbalita



Untuk keterangan lebih lanjut, melalui:


Halo BPOM: 1500533

Web: www.pom.go.id

Facebook: @bpom.official

Twitter: @bpom_ri

Instagram: @bpom_ri



Refrensi Gambar:
https://www.pom.go.id
https://i1.wp.com/lensautama.com
https://encrypted-tbn0.gstatic.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ikterus neonatorum dan ASI :)

Sedikit berbagi ni, seputar skripsi saya.. Berawal dari kesukaan saya dengan para bayi ganteng dan cantik alhasil terjerumuslah saya dalam lautan neonatologi (ilmu yang mempelajari tentang neonatus alias bayi) Yap dikesempatan saya kali ini, saya memilih untuk meneliti tentang ASI dan Ikterus. Kalau ASI pasti semuanya sudah kenal, kalau ikterus kayaknya cuma yang terjun di dunia kesehatan aja ni yang tahu istilah ini. Baiklah saya perkenalkan.. “ Ikterus merupakan  pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin. Ikterus umumnya mulai tampak pada sklera (bagian putih mata) dan muka, selanjutnya meluas secara sefalokaudal (dari atas ke bawah) ke arah dada, perut dan ekstremitas (Sukadi, 2010) . ” Gambar 1. Ikterus sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYfE5pKL75vr1y0ydga9w0T1VFhTycv4-N3Odj0IM25l6WSrhnM68mD9RvkxJhp_iseRTgFvG38wgQU51LCRrclwvnnZkKKg2nNFhJ-02BZDTHkxzBTmYPsEYzgQ8yKzl1vn8919Pflqv2/

Sindrome Down: 1 diantara 700 Bayi

Sindrom Down adalah suatu kumpulan gejala akibat dari abnormalitas kromosom, biasanya kromosom 21, yang tidak berhasil memisahkan diri selama meiosis sehingga terjadi individu dengan 47 kromosom. Sindrom ini pertama kali diuraikan oleh Langdon Down pada tahun 1866. Down Syndrom merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling banyak terjadi pada manusia. Diperkirakan 20% anak dengan down syndrom dilahirkan oleh ibu yang berusia di atas 35 tahun. Syndrom down merupakan cacat bawaan yang disebabkan oleh adanya kelebihan kromosom x. Syndrom ini juga disebut Trisomy 21, karena 3 dari 21 kromosom menggantikan yang normal. 95% kasus syndrom down disebabkan oleh kelebihan kromosom. Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya kelainan kromosom (Kejadian Non Disjunctional) adalah: 1. Genetik Karena menurut hasil penelitian epidemiologi mengatakan adanya peningkatan resiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak dengan syndrom down. 2. Radiasi Ada sebagian besar penelitian bahwa s